Ingin rasanya membedah dokumen yang tersimpan di
loker Astra agar kutahu berapa besar kontribusi Astra bagi penyerapan tenaga
kerja Indonesia. Manakah yang lebih dominan, karyawan domestik ataukah karyawan
mancanegara (ekspatriat)?
Adakah hubungan antara jumlah karyawan di lini bisnis
tertentu dengan total keuntungan yang mampu dibukukan untuk periode waktu yang
sama ?
Sebelum rasa penasaran itu terjawab, setidaknya kita
dapat memulai dengan mengetahui tenaga kerja di Astra seperti apa saja sih?
Anda tertarik juga untuk mengetahuinya? Mari sama sama kita lakukan observasi
dan kalkulasi.
1974 Mendirikan Yayasan Toyota & Astra yang
bergerak di bidang pendidikan
1989 Mendirikan Astra Executive Training Centre
(AETC) yang kemudian menjadi Astra Management Development Institute (AMDI) pada
tahun 1993
Strategi People Roadmap. Strategi ini menumbuhkan
kompetensi dan kemampuan SDM untuk mendukung Astra dalam menghadapi tantangan
bisnis global dan mewujudkan aspirasi bersama untuk “Sejahtera Bersama Bangsa”
Astra sepenuhnya menyadari bahwa Sumber Daya Manusia
(SDM) merupakan aset paling penting dan faktor paling utama yang menentukan laju
perkembangan perusahaan dalam merealisasikan sasaran operasional bisnis dan
rencana pengembangan usaha.
Bila Astra sebagai korporasi dianalogikan sebuah
bangunan, karyawan Astra (SDM) adalah hal paling esensial yang menentukan maju
mundurnya perusahaan, boros hematnya operasional, juga cepat lambatnya kinerja.
Kekompakan sebuah tim amat dipengaruhi karakter masing – masing anggotanya.
Salah dalam menyusun tim bisa jadi kinerja kurang padu, laju pertumbuhan
perusahaan terganggu. Untuk mewujudkan sinergi tim yang besar dalam perusahaan
besar tentu dimulai dari tim - tim kecil yang solid. Keberhasilan kinerja tim setidaknya
dipengaruhi 3 hal, seleksi / rekrutment input karyawan baru, pelatihan dan
pengembangan karir, serta pengkaderan kepemimpinan.
Tulisan ini akan terbagi dalam 3 bagian yang berisi
ketiga topik di atas.
Untuk itu, Astra secara konsisten merancang
perencanaan strategi usaha yang berimbang, termasuk di dalamnya program
pengelolaan dan pengembangan SDM yang komprehensif dan berkesinambungan, tak
hanya untuk menunjang pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan namun juga untuk
membina hubungan yang harmonis dan saling membangun untuk jangka panjang. Hal
ini terutama penting, mengingat dinamika pertumbuhan dan bisnis Astra yang
terus berkembang. Setelah 60 tahun berkiprah dalam dunia bisnis nasional, Astra
saat ini telah menjadi salah satu grup perusahaan terbesar di tanah air,
didukung oleh 214.835 orang karyawan yang tergabung di dalam jaringan bisnis
208 anak perusahaan, ventura bersama dan Entitas Asosiasi.
Secara garis besar, strategi Corporate Human Capital
Development (CHCD) di tahun 2016 menekankan fokus pada:
1. Optimalisasi produktivitas organisasi,
2. Peningkatan kualitas engagement dari talent
(karyawan dengan kompetensi dan kinerja unggul),
3. Mengembangkan hubungan industrial yang harmonis
antara manajemen dan karyawan,
4. Implementasi budaya organisasi melalui Catur
Dharma, Astra Management System (AMS) dan inovasi yang berkesinambungan, dan
5. Pengembangan kompetensi SDM di bidang Human
Capital.
CHCD bertugas untuk mendukung manajemen dalam
merancang strategi SDM di tingkat korporasi, beserta program pendukung untuk
proses eksekusi strategi di tingkat bisnis. Selain itu, CHCD juga harus
memastikan bahwa perangkat pendukung organisasi, antara lain sistem dan
pedoman, yang digunakan telah sesuai dan memadai untuk memfasilitasi
berjalannya fungsi organisasi yang efektif setiap saat.
Untuk melakukan identifikasi program - program SDM
yang tepat dan berdaya guna tinggi, dilakukan penyelarasan antara strategi
korporasi dengan strategi Bringing Up to the Next Landscape.
Perumusan program SDM dilakukan berdasarkan
perencanaan terkait target, jangka waktu dan pembentukan tim untuk implementasi
program. Dalam rangka mengakomodasi kebutuhan seluruh karyawan serta bisnis,
tim tersebut dibentuk beranggotakan perwakilan dari seluruh bisnis unit Astra,
dipimpin oleh tim CHCD.
Tugas CHCD dalam hal strategi kepemimpinan dan
pengelolaan bisnis adalah memastikan pelaksanaan sistem kaderisasi dan
pergantian kepemimpinan yang efektif untuk menjaga kelanggengan bisnis Astra.
Implementasi Strategi untuk
memfasilitasi implementasi strategi bisnis dalam kerangka tema “Bringing Up to
The Next Landscape”, di tahun 2016 CHCD melakukan beberapa inisiatif program
utama diantaranya:
1. Penyusunan HC People
Development Program dalam bentuk framework, kompetensi SDM dan program
pengembangannya untuk memastikan seluruh HC People memiliki kompetensi yang
memadai dalam menjalankan operasional HR sekaligus menjawab kebutuhan HC People
sebagai Real CEO Partner. HC People Development Program akan mendorong
pengembangan HC dari aspek teknikal maupun business acumen sebagai modal awal
menjadi Real CEO Partner.
2. Pengembangan dan optimalisasi
Astra Recruitment System dengan suatu program berbasis teknologi dengan nama
AIRSys (Astra Integrated Recruitment System), khususnya untuk menjawab
tantangan mendapatkan kandidat - kandidat terbaik bagi Astra dengan efektif dan
efisien termasuk kesesuaian dengan perubahan karakteristik generasi saat ini.
3. Untuk memastikan praktik sumber
daya manusia di Astra berjalan sesuai dengan pedoman yang tertuang dalam Astra
Human Capital Management (AHCM) yang baru maka dikembangkanlah alat assessment
praktik ke-HRD-an yang baru yang disebut sebagai “Kriteria Implementasi Praktik
Human Capital” di Astra (KIPKA).
4. Employee Value Preposition
(EVP) program mulai diimplementasikan di berbagai unit bisnis Astra dengan
tujuan untuk memperdalam keterikatan karyawan dengan perusahaan masing - masing
sehingga mereka memiliki loyalitas dan motivasi kerja yang optimal.
5. Menuju fase terakhir dari
perjalanan menuju Astra 2020 “Pride of the Nation”, CHCD mulai mempersiapkan
strategi untuk menghadapi tuntutan bisnis di tengah situasi dan lingkungan
bisnis yang bersifat VUCA (Volatile, Uncertainty, Complexity and Ambiguity).
Dalam kondisi ini, Astra dituntut untuk menjadi organisasi yang lebih lincah,
adaptif dan efisien. Menjawab tantangan tersebut, pada tahun 2016, Corporate
Human Capital Astra melakukan studi komprehensif mengenai Organization Agility.
Studi ini mencakup seluruh instrumen dalam mempersiapkan organisasi yang lebih
agile termasuk di dalamnya adalah desain organisasi, sistem rekruitmen,
kompetensi, metode pengembangan dan sistem penghargaan kepada karyawan. Studi
literatur dan benchmark yang dilakukan melibatkan seluruh anak perusahaan dalam
Grup Astra.
Pengelolaan
dan Pengembangan SDM
Program pengelolaan dan pengembangan SDM dilakukan
secara komprehensif oleh CHCD, sebagai berikut:
Rekrutmen
Secara garis besar dalam sistem perekrutan karyawan,
Astra menerapkan sistem desentralisasi. Dengan demikian masingmasing perusahaan
dalam Grup Astra memiliki keleluasaan untuk memenuhi kebutuhan reguler
karyawannya baik dari internal maupun ekternal. Namun demikian standar
kompetensi yang menjadi acuan dalam rekrutmen tetap ditentukan secara
korporasi.
Astra konsisten melakukan rekrutmen untuk calon - calon
pimpinan Astra di masa yang akan datang. Di samping melakukan rekrutmen
reguler, Perseroan juga mencari dan merekrut calon - calon karyawan yang akan
disertakan dalam program - program penyiapan dan pengembangan khusus, seperti:
Astra General Management Trainee (AGP Trainee) untuk program generalis; Human
Capital Trainee (HC Trainee), Legal Trainee, Audit & Risk Trainee dan
Corporate Communication Trainee.
Proses rekrutmen Astra mengacu kepada standar
korporasi yang berdasarkan kriteria 2C: Competence, baik kompetensi teknis
ataupun kompetensi kepemimpinan dan Character (karakter/perilaku) yang sejalan /
sesuai dengan nilai - nilai corporate philosophy Catur Dharma.
Dengan demikian, budaya perusahaan yang dibangun
sejak awal pendirian Astra, yang mengandung acuan perilaku individu dan cita - cita
luhur perusahaan, diharapkan dapat tetap langgeng.
Astra juga berupaya memadukan kegiatan rekrutmen
dengan kontribusi yang lebih luas melalui jalinan hubungan yang erat dengan
kampus, baik bagi para mahasiswa maupun para akademisi. Beasiswa diberikan
kepada mahasiswa terpilih yang sekaligus dinobatkan menjadi Astra Ambassador,
duta perusahaan yang tersebar di berbagai universitas terkemuka nasional.
Program yang dikenal dengan nama “Astra1st” pertama diluncurkan pada tahun
2011, dan sampai dengan saat ini sudah terdaftar 340 Astra Ambassador, termasuk
40 mahasiswa di tahun 2016.
Bagi para akademisi, Astra mengembangkan program
dialog dimana Astra mengundang para akademisi dari berbagai universitas untuk
berdiskusi hal - hal yang berkaitan dengan exposure bisnis, fungsi - fungsi
organisasi di Astra dan hal teknis seperti latest recruitment tools update. Di samping
itu, Astra juga mengadakan experience sharing dari eksekutif Astra bagi para
mahasiswa dan dosen.
Astra juga telah mendayagunakan teknologi digital
sebagai sarana dalam melakukan proses sourcing dan seleksi terhadap calon
karyawan secara integratif. Improvement yang dilakukan termasuk pengembangan
beberapa alat evaluasi psikologi dengan menggunakan permodelan kuantitatif.
Sarana ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas hasil dan efisiensi proses
selain juga menyesuaikan dengan karakter Gen Y calon karyawan.
Input yang baik laksana bibit yang terpilih, ia akan
tumbuh optimal dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap perubahan dan
tangguh dalam tantangan.